Foto Gedung Sekolah SMA Plus yang kini berubah status menjadi SMA Negeri 2 Besitang di Kecamatan Besitang Langkat dinilai gagal. (Foto Metro Online, co)
LANGKAT | Dinas Pendidkan Provsu habiskan uang negara hingga puluhan miliar rupiah membangun gedung-gedung SMA Plus, berikut fasilitas asrama, dan bangunan lainnya di Kel. Kampung Lama, Kec. Besitang, Langkat, Sumatera Utara, itu dinilai gagal.
Semula pembangunan di atas lahan sekira enam hektare di programkan SMA Plus, tapi kini berubah menjadi SMA Negeri 2 Besitang, sehingga kini timbul pertanyaan berbagai kalangan masyarakat di daerah itu.
Uang sebesar itu dihabiskan untuk membangun sarana sekolah, tapi tak sesuai program semula, tak ubahnya ibarat kata, "membuang garam ke laut," uang sebesar itu dihabiskan membangun gedung, tapi jumlah muridnya hanya 18 orang.
Jika pihak terkait serius memajukan pendidikan di SMA Negeri 2 Besitang, dengan persiapan yang matang, dan mempromosikan gedung-gedung yang begitu megah itu, maka jumlah murid di sekolah itu diyakini akan maksimal.
Ironis, sudah statusnya turun dari SMA Plus menjadi SMA Negeri 2 Besitang, kini jumlah siswa baru tahun ajaran 2024, hanya 18 orang saja di sekolah tetsebut, sesuai hasil pantauan langsung Metro Online, baru baru ini di lapangan, dan hasil konfirmasi Kepsek SMA Negeri 2 Besitang, S. Ginting.
Minimnya jumlah siswa, sementara fasilitas sekolah begitu mewah, itu menggambarkan ketidak seriusan pihak terkait dalam meningkatkan pendidikan di daerah itu, ujar Ketua AMPI Kecamatan Besitang, Khairuddin menanggapi keberadaan SMA Negeri 2 Besitang baru baru ini kepada kru Metro Online.
Dikatakan, semula pembangunan sekolah yang diharapkan masyarakat di daerah itu untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan, justru sebaliknya yang terjadi.
Yang sangat tidak masuk diakal lagi, kata dia, 17 guru berstatus GTT (Guru Tidak Tetap), mereka ikhlas tanpa di gaji menyumbangkan tenaga, ilmu, pikiran dan waktu.
Selain itu, para guru harus mengeluarkan uang relatif besar untuk biaya transportasi, makan dan minum, karena tempat tinggal para guru cukup jauh dari SMA Negeri 2 Besitang.
Ada guru berdomisili di Kecamatan Tanjung Pura, bahkan ada guru lainnya yang lebih jauh lagi tempat tinggalnya, ungkap Khairuddin.
Kabid Disdik Provsu M Basyir Hasibuan yang dikonfirmasi Metro Online melalui sambungan Whatsap-nya, terkait perubahan status sekolah dan tenaga pendidik, dia terkesan lempar bola.
Padahal yang mengetahui persis program pembangunan sarana gedung SMA Plus tersebut adalah beliau yang saat itu menjabat sebagai Cabdis Provsu di Binjai-Langkat.
M Basyir Hasibuan mengarahkan wartawan untuk konfirmasi Cabdis Provsu yang baru berkedudukan di Binjai-Langkat.
"Konfirmasi lebih pas dilapangan ke Cabdis bang, untuk nama sekolah memang SMAN 2 Besitang." Untuk Plus ada persyaratan harus ada yayasan yang menangani asrama dan penetapan dari gubernur," ujarnya.
Untuk teknis ada asset yang hilang di lapangan, lanjutnya, sebaiknya ditanyakan ke Cabdis info kebenaran, katanya singkat. Sementara Cabdis Provsu, Saiful yang coba di hubungi Metro Online, Kamis (01/08/2024), ia tidak merespon.
Beberapa kali di hubungi lewat panggilan Whatsapp-nya tidak di respon, ditanya lewat sambungan Whatsapp-nya, namun Saiful tidak menjawab.(ls/lkt1)