TAPUT | Di Debat Publik pertama pasangan calon (Paslon) Bupati Kabupaten Tapanuli Utara nomor urut 1, Satika Simamora- Sarlandy Hutabarat ketika diberi kesempatan berdialog dengan lawan politiknya, dengan tegas mempertanyakan terkait kasus dugaan pembakaran Kantor Bawaslu dan penyanderaan para Komisioner serta Staf KPU serta pencurian kotak suara di Kantor Camat Siborong - Borong pada Pilkada Tahun 2018 di Tapanuli Utara, yang diduga berdasarkan rekaman video dilakukan oleh Tim JTP.
Hal ini menjadi sorotan pertanyaan Calon Bupati Nomor Urut 1 Satika Simamora, kepada pasangan Calon Bupati Nomor Urut 2 JTP, pada debat pertama yang dilaksanakan KPU Tapanuli Utara, di Gedung Pontas Pearaja Tarutung, Tapanuli Utara, Jumat (8/11/2024) sore.
Menurut Satika Simamora, apakah kejadian ini akan dilakukan lagi pada Pilkada Tahun 2024 ini oleh Tim JTP, ujarnya sembari bertanya.
Selain itu Satika juga menilai pernyataan JTP selalu bertolak belakang dengan mengedepankan adat dan berbudaya pada setiap visi dan misi kampanyenya.
Dalam forum debat ini, Satika juga mengkilasbalikan kejadian diatas pada Pilkada 2018 hampir menyebabkan chaos di Tapanuli Utara dan chaos ini baru berhenti setelah ada rekaman video yang menunjukkan bahwa kejadian ini diduga dilakukan oleh Tim sukses JTP dan sekarang masih masuk dalam Daftar Pencarian Orang atau DPO serta apakah kejadian serupa akan dilakukan lagi dalam Pilkada Tahun 2024 ini , tanya Satika Simamora kepada JTP, dalam sesi tanya jawab yang diberikan moderator dalam debat pertama Calon Bupati dan Wakil Bupati Tapanuli Utara kepada Satika Simamora.
Dimomen itu,paslon nomor urut 1 ini mempertanyakan penyebaran foto - foto hoaks asusila mirip foto dirinya, yang diduga dilakukan oleh TN dan BS, dan juga terjadi dugaan perencanaan pembunuhan kepada mantan Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan dan Calon Bupati Tapanuli Utara Satika Simamora dan Wakil Bupati Sarlandy Hutabarat pada tanggal 30 Oktober 2024 di Kecamatan Pahae Jae dan Simangumban Kabupaten Tapanuli Utara ketika usai kampanye mobil tim 01 diserempet .
Lalu, menanggapi pertanyaan Satika, Calon Bupati Nomor Urut 2 JPT, mengatakan bahwa misi mereka adalah berbudaya karena mereka ada ditanah Batak apalagi dengan simbol Dalihan Natolu
Artinya, dalam kehidupan ini adat dan budaya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Batak yang menjunjung tinggi adat serta budaya, terangnya.
Terkait yang dipertanyakan Ibu Satika pada 2018, JTP dengan ngelesnya menjawab bahwa kejadian itu merupakan dinamika berdemokrasi dalam Pilkada, dan saat itu dirinya mengetahui apa yang terjadi dan itu rasanya harus kita tinggalkan, harap JPT.
Sedangkan mengenai kejadian di Pahae Jae dan Simangumban menurut JPT, biarlah Polisi yang melakukan penyelidikan siapa yang benar dan siapa yang bersalah dalam permasalahan ini, ujarnya.
Hadir dalam Kegiatan ini Ketua KPU Tapanuli Utara Swardi Pasaribu dan para komisioner lainnya, serta puluhan para pendukung kedua paslon yang terkadang bersorak dan berteriak serta menyuarakan yel - yel kedua paslon membuat gedung Pontas Pearaja menjadi gegap gempita oleh suara kedua pendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati Tapanuli Utara.
Sportif
Sebelumnya, Ketua Tim Pemenangan Satika Simamora dan Sarlandy Hutabarat , Nikson Nababan memberikan imbauan kepada ribuan pendukung Satika Simamora dan Sarlandy Hutabarat di rumah Pemenangan di Sipoholon agar tertib dan jangan terpancing oleh orang - orang yang akan memprovokasi dan dapat menyebabkan bentrok antara kedua kubu yang sedang berkontestasi, dan mereka tak lupa menirikan yel yel Hu Ha, Hu Ha Huhaholongi Do Ho. (Alfredo/Edo)