Teks foto: Flyer kegiatan Pemko Binjai berada di medsos dan membuat "kegaduhan" di berbagai kalangan masyarakat. |
BINJAI | Pemerintah Kota Binjai merencanakan melaksanakan kegiatan dengan tema BERDOA bersama Pemerintah Kota Binjai dengan pengajian silaturahmi sejuta umat, yang akan dilaksanakan di Lapangan Merdeka pada Rabu, 6 November 2024.
Lantas, tema BERDOA yang ditampilkan dengan huruf kapital itu menjadi "kegaduhan" di kalangan masyarakat. Sebab, BERDOA merupakan tagline salah satu Paslon Wali Kota-Wakil Wali Kota Binjai.
Berbagai pandangan miring pun terus mengalir ke Pemko Binjai. Sebagian berpendapat, di massa Pilkada biasanya pemerintahan, ASN dan APH menghindari serta membatasi ruang gerak, hal ini dilakukan untuk menunjukkan sikap netral pada pelaksanaan Pemilu.
Dipakainya tema BERDOA yang sama dengan tagline salah satu Paslon, tentu ini menjadi pertanyaan besar. Sebab, berfoto dengan menunjukkan jari seperti angka 1, 2, 3 dan 4 saja seharusnya dihindari oleh ASN dalam pesta demokrasi, hal ini dilakukan untuk menunjukkan sikap netral saat Pilkada.
Seyogyanya, untuk menjaga netralitas dan menjaga kekondusifan kota, Pemko Binjai dapat memilih tema lain, seperti dzikir dan doa, pengajian akbar, dan lainnya.
Beredar informasi, bahwa kekuatan besar mulai ikut campur dalam Pilkada Binjai. Hal itu pun dapat dirasakan oleh berbagai kalangan. Namun, pihak-pihak terkait seakan tak dapat berbuat apa-apa untuk melawan gerakan yang berjalan seperti angin tersebut.
Terkait hal itu, Sekretaris Daerah Pemko Binjai Irwansyah Nasution ketika dikonfirmasi, Jumat (1/11) mengatakan, kegiatan berdoa yang dilaksanakan Pemko Binjai tidak ada kaitannya dengan kontestasi Pilkada.
"Itu dicocok-cocokan ajanya itu tidak ada hubungannya dengan kontestasi politik, hanya pemikiran saja yang mendekatkannya, jadi kalau ada acara syukuran ada yang berdoa apa salah," katanya.
Irwansyah mengatakan, kegiatan berdoa itu untuk mendoakan keselamatan Kota Binjai dan berharap agar kontestasi politik berjalan lancar, tertib tanpa ada suatu permasalahan.
"Kami selaku Pemerintahan Kota Binjai kita tegak lurus dengan aturan dan perundang-undangan. Kita berfikir positif saja, jangan pemikirannya dibalik-balik," pungkasnya.
Disoal adanya tekanan dari pihak-pihak tertentu terhadap Pemko Binjai, Irwansyah menepis hal tersebut. "Bahasa-bahasa tekanan itu bahasa pinggiran. Tidak bisa kita dengar kata-kata orang. Tidak ada itu, tidak bisa kita percaya. Karena nyatanya memang tidak ada," pungkasnya. (Ml/Ism)