TAPUT | Tindakan kekerasan berupa ancaman dan penganiayaan dialami seorang ibu rumah tangga bernama Natalia Nanti Carima br Tampubolon (37) di rumahnya di Desa Pansur Napitu Kecamatan Siatas Barita Kabupaten Tapanuli Utara, Jumat pagi (29/11).
Menurut pengakuan Natalia Nanti br Tampubolon, dia dianiaya oleh tiga orang yang juga tetangganya karena diduga tidak senang atas postingan yang dia tulis pada akun media sosial Facebook tentang harapannya kepada pemimpin baru di Kabupaten Tapanuli Utara JTP-Dens.
Awal postingan itu, berawal adanya tanya-jawab sesama pendukung yang seyogianya menjadi pemicu kemarahan oknum dua wanita yang mengeroyok ibu tiga anak tersebut.
Dari hasil perbincangan mereka dipostingan FB itu ada yang menanyakan kepada Natalia ibu tiga orang anak, apakah JTP yang menang. Lalu, dijawab Natalia, kalau JTP-Dens yang menang.
Belum sampai disitu, kata Natalia, kalau warga katanya dibayar per kepala Rp.100 ribu. Itu ada bukti screen shootnya. Terus dia bilang lagi Rp.95 x 100 sudah berapa itu duitnya ya. Lalu dijawabnya, ya kita lihat saja nanti kelanjutannya.Maksudku (Natalia-red) disitu kita lihat saja dulu nanti kinerja Bapak Bupati yang belum dilantik ini sekalian dibuktikan sajalah kinerjanya. Lalu komentar saya ini di screen shoot oleh pendukung 02 ini lalu di kirim ke WA pribadi saya, sembari mengancam dirinya, "terang Natalia.
Masih penuturan Natalia, ancaman itu dilakukan usai magrib, lalu dia meneruskan ancaman itu ke grup Siatas Barita dan dia banyak mendapat support dari teman-teman di grup WA. " Banyak teman di grup mendukung saya dan mengatakan jangan takut agar mem videokan kegiatan tim 02 bilamana melakukan tindakan anarkis. Dan saya tunggu hari itu mereka yang mengancam akan menyerang saya sambil menuliskan kata - kata kotor kepada saya. Terus kata mereka tunggu saya pulang dulu, "ucap sang pengeroyok..
Karena merasa tidak aman lagi, selanjutnya, ibu tiga anak ini melaporkan kasus pengancaman itu di posko pemenangan Satika Simamora di Sipoholon. Disana dia mendapat arahan dari Tim Satika -Sarlandy ,agar tidak takut dan tidak melakukan perlawanan.
" Cukup videokan saja apa yang mereka lakukan, "terangnya menirukan ucapan Tim Satika-Sarlandy.
Aksi Penggoroyokan
Adapun aksi pengeroyokan berawal pagi hari, Jumat (29/11) sebut Natalia br. Tampubolon sekitar pukul 09.00 Wib, tetangganya yang akrab dipanggil Mak Lego boru Sinaga memanggilnya dari kejauhan sambil marah marah.
Karena Natalia sudah mengetahui tujuan kedatangan mereka, maka panggilan itu tidak dia hiraukan.
"Mereka datang ke rumah aku dan langsung menyerang. Ada videonya di handphone saya tapi karena HP saya sudah dirusak pelaku saat kami bertikai, ini bisa saya buktikan semua video nya. Kalau HP saya sudah diperbaiki, " terangnya sambil menunjukkan bekas cakaran pendukung 02 pada bagian leher dan di lengan.
Dia juga mengaku ditampar salah satu keluarga pelaku didalam rumah korban sendiri. Namun video saat kejadian didalam rumah tidak bisa dia videokan karena HP nya sudah dirusak oleh pelaku saat ribut di depan rumah.
Namun begitu Natalia mengaku ada banyak saksi yang melihat penganiayaan terhadap dirinya. Termasuk tubuhnya yang mengalami lebam-lebam.
Bukan cukup sampai disitu, Natalia juga mengaku diusir dari kediamannya dan hari itu juga harus angkat kaki (pindah ke tempat lain).
Adapun nama-nama para pelaku penganiayaan Mak Lego boru Sinaga, dan mamak Asep boru Panggabean.
Natalia menyebit kalau mak Lego boru Sinaga adalah orang yang dikenal banyak orang di kampung mereka desa Pansur Napitu.
Atas peristiwa yang dia alami, Natalia boru Tampubolon pun trauma apalagi ancaman diusir dari desa tersebut. Kehadiran Natalia ke kediaman Satika Simamora pada Jumat pagi (29/11) untuk mengadu dan meminta perlindungan terhadap masalah yang dihadapi.
Dia juga mengaku akan melaporkan kejadian penganiayaan dirinya kepada tim kuasa hukum 01 agar diproses ke pihak penegakan hukum di Polres Taput dan Poldasu.
"Sudah menang saja rusuh dan buat resah. Bagaimana kalau memimpin," ketus Natalia kawatir. (Alfredo/Edo)