LANGKAT | Sudah 78 tahun Indonesia merdeka, tapi masih ada warga miskin menempati rumah yang kondisinya cukup memperihatinkan di Kecamatan Besitang, Kab. Langkat, Sumatera Utara.
Nasib si miskin terabaikan? Bedah rumah tak layak huni menjadi layak huni milik warga kurang mampu terus berjalan di 23 kecamatan yang ada di Langkat, tapi rumah milik Afipudin yang kondisinya nyaris tumbang, luput dari perhatian Pemkab. Langkat, ungkap, Ridwan, salah ssorang pemerhati sosial di Kec. Besitang kepada Metro Online, Jumat (08/02/2025).
Bangunan rumah milik Afipudin yang sudah dalam kondisi lapuk, dan rusak parah, tapi terkesan luput dari perhatian pemerintah, sementara rumah-rumah milik masyarakat lainnya dapat bantuan bedah rumah dari Pemkab Langkat, adil kah itu?? Tanya Ridwan.
Kondisi rumah sangat memperihatinkan sudah berlangsung menahun, tapi sejauh ini tidak juga mendapat perhatian dari pemerintah, itu yang kita pertanyakan, terang Ridwan, seraya ia berharap agar Pemkab Langkat berkenan memperbaiki rumah milik Afipudin.
Afipudin Daulai (40) bersama adiknya, Herman (36), warga Lingk IX, Kel. Bukit Kubu, Kec. Besitang, Kab. Langkat, yang ditemui wartawan baru baru ini di kediamannya tampak duduk diatas lantai papan yang sudah dalam kondisi lapuk.
Kondisi bangunan rumah yang terbuat dari bahan material kayu, itu terlihat di berbagai sudut dalam kondisi lapuk, bahkan nyaris terlepas sehingga dikuatirkan hanya menunggu waktu relatif singkat terancam akan tumbang.
Suka atau tidak suka, Afipudin, yang sehari-harinya bekerja serabutan itu bersama adiknya, Herman yang tuna wicara, itu tetap bertahan hidup di rumah 'reot' ukuran 4 x 5 meter, karena mereka tidak memiliki pilihan lain.
"Jangankan untuk merehab rumah, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja susah, karena saya tidak memiliki pekerjaan tetap," ucap Afipudin dengan nada sedih.
Pria berdarah Batak Mandailing berstatus duda yang tak tamat Sekolah Dasar (SD) ini terus berjuang dengan bermodalkan tenaga untuk mengais rezeki dengan mencari upahan seperti memanjat kelapa, dan yang lainnya.
Karena kondisi bangunan rumah sudah miring, maka terpaksa disokong dengan material kayu. "Terkadang aku takut saat berada di dalam rumah pada malam hari, apalagi turun hujan disertai dengan angin kencang, jangan-jangan bangunan rumah ini tumbang," ucapnya.
Ia pun berharap adanya donasi yang mau mengulurkan tangan, khusunya bagi Pemkab Langkat berkenan memberi bantuan bedah rumah, sehingga kedua pasangan kakak adik itu bisa nyaman berteduh di dalam rumahnya.(ls/lkt1)